"Kesombongan Yang Serius"

"Kesombongan Yang Serius"

Hari Minggu Biasa XXX (Minggu Misi)

"Kesombongan Yang Serius"

(Sir. 35 : 12-14.16-18, 2 Tim. 4 : 6-8.16-18, Luk. 18 : 9-14)

Membaca apa yang dikisahkan Yesus tentang bagaimana orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di Bait Allah, mengingatkan saya akan apa yang pernah disampaikan oleh seorang Kudus yang bernama Beato Fulton J. Sheen (1895-1979), beliau pernah menjadi Uskup Agung di salah satu kota di Amerika Serikat sebelum menjadi Asisten Takhta Kepausan di Vatikan. Beato Fulton J. Sheen mengatakan bahwa akan ada 3 (tiga) kejutan di Surga; Pertama-tama, saya akan melihat beberapa orang di sana yang tidak pernah kusangka. Kedua, akan ada yang saya sangka ada di sana, namun mereka tidak ada. Dan yang ketiga, meski dengan mengandalkan belas kasih-Nya, kejutan terbesar dari semua ini adalah bahwa saya ada di sana.

Kehidupan orang-orang Farisi dan Para Pemungut Cukai secara kasat mata terlihat seperti langit dan bumi. Orangorang Farisi sangat fasih berbicara tentang hukum Taurat dan mereka memegang teguh dan melaksanakan tanpa cacat semua perintah dan larangan Hukum Taurat sesuai tafsir mereka. Pelaksanaan ritual yang berlebihan membuat orang Farisi menjadi angkuh dan mudah mengkritik banyak hal yang tidak esensial. Yesus sering mengkritik sikap orang Farisi yang melaksanakan praktekpraktek keagamaan dengan sangat detail hingga melupakan disposisi batin masing-masing. Sementara Pemungut cukai adalah orang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintah Romawi di Palestina. Pemungut cukai kerap menaikkan pajak untuk memperkaya dirinya sendiri, sehingga dianggap sebagai orang yang tidak jujur. Orang Yahudi membenci para Pemungut cukai ini karena mereka bekerja bagi pihak asing (orang Roma) sehingga dianggap tidak setia.

Secara kasat mata, kita akan mudah menebak siapa kira-kira yang akan diselamatkan dan siapa yang akan mengalami kamatian kekal. Tetapi yang mengejutkan, Tuhan Yesus berbicara lain. Yesus mengatakan bahwa justru pemungut cukai-lah yang akan pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang Farisi tidak (bdk. Luk. 18:14) Mengapa ? Karena orang Farisi meninggikan dirinya alias menyombongkan dirinya sedangkan si pemungut cukai justru merendahkan dirinya dengan mengakui kedosaannya di hadapan Allah.

Umat Tuhan yang terkasih, ada yang mengatakan bahwa kesombongan dan kerendahan hati beda-beda tipis? Benarkan beda-beda tipis? Mari kita analogikan dengan sebuahgambaran dimana 2 (dua) orang berdiri dalam posisi saling membelakangi. Punggung mereka berdekatan, mungkin juga berhimpitan, sangat dekat, tetapi jika mereka mulai mengambil langkah, mereka akan bergerak ke arah yang saling berlawanan. Semakin banyak langkah yang mereka masing-masing ambil, mereka akan semakin menjauh ke arah yang berbeda. Kerendahan hati akan membawa manusia kepada keselamatan kekal, sedangkan kesombongan akan membawa manusia kepada kematian kekal. Waspadalah terhadap jebakan Iblis. “Cerita tentang neraka tidak bisa dibuat indah, maka Iblis akan membuat jalan yang indah menuju kesana”.

Selamat hari Minggu – selamat bertemu Tuhan Yesus dalam Ekaristi – Tuhan memberkati.