“Mendengarkan dan Mengenang”
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
“Mendengarkan dan Mengenang”
Kej. 14:18-20; Mzm. 110:1,2,3,4; 1Kor. 11:23-26; Luk. 9:11b-17
Hari Minggu ini, tanggal Sembilan belas Juni, kita merayakan Ekaristi di Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Kita mendengarkan kisah para murid Yesus yang ‘berhasil’ dalam merasul. Ya, mereka ‘berhasil’ berkat “tenaga” dan “kuasa” untuk menguasai setan-setan dan menyembuhkan penyakit, yang diberikan Yesus (bdk. Luk. 9:1). Dan sebagai ‘Atasan’ yang baik, maka wajarlah jika Yesus mengajak mereka ke suatu tempat, untuk sekedar merayakan atau mengadakan kenduri bagi keberhasilan itu. Yesus mengajak mereka ke Betsaida, yang artinya ‘rumah anugerah’, yang terletak di sebelah utara danau Galilea. Kota kecil ini merupakan kampung, paling tidak, tiga dari murid: Filipus, Petrus dan saudaranya Andreas. Akan tetapi, orang banyak mengetahui kepergian mereka ke sana, dan mengikuti. Apakah orang banyak ini dari daerah-daerah para murid merasul? tidak disebutkan. Yesus, yang tergerak oleh belas kasihan menerima mereka, mengajak mengobrol dan menyembuhkan orang-orang yang membutuhkan penyembuhan. Ketika malam mulai menjelang, maka para murid meminta sang Guru agar memberitahu orang banyak untuk pergi. Bagaimana reaksi Yesus? Malah meminta para murid agar memberi mereka makan. Tentu perkataan Yesus bisa kita ‘tangkap’ sebagai ajakan daripada perintah: apa salahnya orang banyak juga merasakan kegembiraan mereka? Setelah meminta para murid untuk memberitahu orang banyak duduk dalam kelompok, lima puluh orang per kelompok, maka lima roti dan dua ikan yang ada diberkati oleh Yesus. Mereka semua makan kenyang, dan masih ada kelebihan roti sebanyak dua belas bakul. Itulah warta dari Injil suci menurut Santo Lukas. Kelompok dalam-lima-puluh dan lima-roti-dua ikan, dapatlah dicermati sebagai perlambang. Bukankah Pentakosta kita rayakan setelah 50 hari sejak Yesus bangkit? Dan, menurut tradisi Ibrani, angka tujuh, yaitu lima ditambahkan dengan dua, adalah angka sempurna? Sungguh lihai St. Lukas dengan perlambang.
Dalam Bacaan pertama, dikisahkan Abram yang mendapat berkat dari Melkisedek, raja Salem yang sekaligus imam. Itu terjadi setelah Abram berperang untuk membebaskan Lot dan keluarganya, yang ditawan oleh beberapa raja yang berperang dengan kelompok raja lainnya (Kej. 14:1-12). Abram, dibantu dengan orang-orang terlatih, dapat mengalahkan raja Kedorlaomer sebagai pemimpin beberapa raja. Termasuk membebaskan Lot. Melkisedek, yang artinya Raja Kebenaran, raja Salem, yang seorang imam Allah Yang Mahatinggi, membawa roti dan anggur, menyongsong dan memberkati Abram. Dan Abram, menyerahkan sepersepuluh dari harta yang dapat mereka kumpulkan. Raja Salem, Melkisedek, adalah satu-satunya raja yang sekaligus sebagai imam Allah sepanjang Perjanjian Lama. Tokoh ini bolehlah disebut misteri. Begitu besar perannya, memberkati Abram, namun hanya dua kali ditulis di PL. Melkisedek dijadikan ‘model’ imam Allah (bdk. Mzm. 110;4)
Inspirasi apa yang dapat kita petik dari Injil suci dan Bacaan untuk Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus kali ini? Pertama, para murid berhasil merasul berkat “kekuatan” dan “kuasa” dari Yesus! Maka, sudah layak dan pantas jika kita senantiasa mengandalkan kasih-Nya. Kedua, Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk juga menyertakan orang banyak dalam merayakan sesuatu. Sudahkah kita melakukan hal yang sama? Ketiga: sebelum menerima Tubuh dan Darah Kristus, kita mendengarkan sabda-Nya, melalui Selebran, “Setiap kali kami makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (1Kor.11:26). Mengenangkan, lebih daripada sekedar bagian dari ingatan! Yaitu, kita menantikan Kristus yang akan membawa kita hidup besama Dia di surga, yang adalah tujuan karya penyelamatan yang dilakukan-Nya!
“Selamat merayakan Ekaristi pada Hari Tubuh dan Darah Kristus, bersama semua yang mengimani Imam Agung.” “Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek.” (Mzm. 110:4)
Komentar (0)