
Campur Tangan Tuhan, 4 Mei 2025, Pekan Paskah III
(Kis. 5 : 27b-32.40b-41 ; Why. 5 : 11-14 ; Yoh. 21 : 1-19)
Mzm. 30:2.4.5.6.11.12a.13b; R:2a
Menarik sekali membaca bacaan Injil minggu ini. Dalam hemat kami, inilah gambaran banyak orang di jaman modern ini. Di ceritakan disana bahwa beberapa Rasul mulai kembali melakukan aktivitas hariannya seperti sebelum mereka mengenal dan hidup bersama Yesus selama kurang lebih 3 tahun. Kita bayangkan apa yang mereka rasakan saat mereka melihat Yesus melakukan banyak mikjizat, mengajar dengan penuh wibawa dan memiliki pengikut yang sangat banyak. Gambaran mesianitas sangat nampak dalam diri Yesus dan beberapa kali para Rasul sempat mendiskusikan kira-kira jabatan apa yang akan mereka duduki saat Yesus benar-benar membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Roma dan menjadi raja Israel.
Gambaran spektakuler diatas seketika pupus ketika gambaran Mesias menurut pikiran mereka ternyata tidak terjadi. Yesus yang sebelumnya nampak begitu berwibawa dan penuh kuasa dengan berbagai mukjizat yang dilakukan, ternyata merelakan diri-Nya mati di kayu salib. Yesus diam saja saat ditangkap, saat disiksa kemudian di Salib tanpa tanda-tanda akan melawan. Impian besar para Murid harus pupus seketika. Bisa dibayangkan ketakutan dan kebingungan mereka. Dalam bacaan Injil Minggu ini, sebagian dari mereka kembali kepada kehidupan lama mereka sebagai nelayan.
Lalu apa pesan untuk kita saat ini ? Kembali kepada kehidupan lama akhirnya dipilih oleh sebagian Murid. Tetapi, apakah ini jalan yang di kehendaki Tuhan ? Kita sebagai manusia sering mengalami ini. Saat pertama kali mengalami jatuh cinta kepada Tuhan, mungkin setelah mengikuti retret, ataupun setelah mengikuti sebuah seminar rohani, dunia sepertinya begitu indah. Kehidupan begitu indah mengalir seolah tidak halangan berarti yang dapat mengganggu. Kehidupan doa begitu semangat, masalah apapun dapat diselesaikan dengan doa. Kita merasakan Tuhan yang begitu dekat dengan kita. Namun apa yang terjadi saat segala sesuatu tidak terjadi menurut apa yang kita harapkan atau inginkan ? Tuhan kembali terasa jauh. Harapan seolah sirna dengan berbagi persoalan hidup yang kita alami. Orang-orang disekitar mulai terasa nyebelin, ntah kenapa. Kita mulai menutup diri terhadap hidup doa. Kita kembali menjadi manusia lama.
Umat Tuhan yang terkasih, seperti dikisahkan dalam bacaan Injil, Tuhan sebenarnya tidak pernah jauh dari kita. Seringkali justru sebaliknya, kita yang kerap kurang peka akan kehadiran Tuhan sehingga kita seolah tidak lagi merasakan bimbingan dan pertolongan Tuhan. Hati dan pikiran kita terlalu sibuk dengan banyak perkara dan keinginan dunia sehingga hanya menyisakan sedikit ruang bagi Tuhan di hati dan pikiran kita, bahkan mungkin kehendak Tuhan bukan lagi menjadi prioritas bagi kita.
Semoga momen Paskah kali ini kembali membangkitkan kecintaan kita akan Sabda Tuhan/Kitab Suci yang seringkali dipakai dan menjadi cara Tuhan untuk membimbing kita di dalam menjalani kehidupan keseharian kita. Mari kita juga membangun pikiran positif dan terbuka kepada orang-orang disekitar kita yang mungkin juga sedang dipakai Tuhan sebagai kepanjangan tangan-Nya untuk menolong, membimbing dan mendidik kita. Bersamaan dengan semua itu, seperti Rasul Petrus dan para Rasul lainnya, marilah kita terus bersemangat menjadi saksi Kristus, terutama melalui cara hidup kita yang sesuai dengan ajaran-Nya.
Selamat hari Minggu, selamat bertemu Tuhan di dalam Ekaristi – Tuhan memberkati.