
Mendengarkan Gembala dan mengikuti-Nya, 11 Mei 2025, Hari Minggu Paskah IV, Minggu Panggilan
(Kis. 13:14,43-52; Why. 7:9,14b-17; Yoh. 10:27-30)
Mzm. 100:2,3,5
Injil menurut Yohanes untuk Minggu Paskah keempat memang singkat. Hanya empat ayat. Namun, perikop itu merupakan bagian dari Yohanes 10:22-42, yang isinya berupa dialog antara Yesus dan orang Yahudi. Dan itu terjadi pada Hari Raya Penahbisan Bait Allah di Yerusalem, ketika musim dingin(ay.22). Apa yang menjadi permasalahan? Yaitu, pertanyaan mereka, “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami dalam kebimbangan?” Mereka ingin mendapat kepastian bahwa Yesus adalah Mesias. Yesus telah mencoba menjelaskan, termasuk dengan berbagai perbuatan. Namun, mereka belum juga percaya.
Maka, sekali lagi, Yesus berkata, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.” Sabda Yesus itu diikuti dengan ‘jaminan’ untuk memberikan hidup yang kekal, dan, yang percaya pasti tidak akan binasa. Karena apa? Yesus dan Bapa adalah satu! Jadi, antara Gembala dan domba terjalin saling-percaya, ketika domba mendengarkan dan mengikuti Gembala, Yesus Kristus, yang memberikan segalanya. Dan itu juga ditulis dalam Bacaan kedua, dimana Yesus di sebut Gembala yang menuntun mereka yang percaya ke mata air kehidupan.
+++
Dalam Kisah Para Rasul dikisahkan pengutusan Barnabas dan Paulus oleh Roh Kudus, ketika mereka dan beberapa teman sedang berdoa. Mereka berdua melaksanakan pengutusan, yang dimulai di Perga, di Pamfilia. Mereka mewartakan Kabar Gembira di sana dan mendapatkan panenan. Namun, tetap saja ada hambatan, terutama dari orang-orang Yahudi. Mereka, bahkan mendapatkan penganiayaan dan diusir. Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka(seperti yang diajarkan Yesus kepada para Rasul-Nya).
+++
Apa yang bisa menjadi ‘inspirasi’ dan sekaligus motivasi dalam “Masa yang penuh warna ini”: Paskah, Tahun Kerahiman Ilahi, Tahun Peziarah Pengharapan, Gembala yang baru dan Ardas KAJ? Pertama, di jaman kini, kita semua tentu merasakan betapa sulitnya untuk ‘percaya’ atau ‘mendapatkan jaminan’ bagi kepercayaan yang kita berikan kepada orang lain. Sikap individual yang ditopang teknologi tinggi, yang seolah menjamin bahwa seseorang dapat hidup dengan mengandalkan diri sendiri; materialisme serta ‘godaan’ duniawi, bisa menjadikan umat kehilangan kepercayaan kepada institusi yang ada. Pada titik ini, Yohanes memberitakan Yesus sebagai Gembala yang baik, yang mengenal domba-domba-Nya, yang memberikan segalanya demi keselamatan para domba! Maukah kita mendengarkan dan mengikuti-Nya? Itulah pertanyaan mendasar bagi setiap umat Katolik, khususnya di masa kini. Kedua, untuk mampu mendengarkan dan mengikuti, prosesnya terjadi sepanjang kehidupan. Ada saat ‘tenang’, ada pula situasi penuh tantangan, bahkan godaan. Untuk itu, tetaplah teguh seperti Paulus dan Barnabas, percaya bahwa Roh Kudus akan membimbing. Ketiga, seperti Paulus dan Barnabas yang berkarya untuk ‘memanggil’ orang untuk menjadi percaya dan mengikuti sang Gembala, kita pun diajak Paus Fransiskus berdoa, di Minggu Panggilan ke-62, “agar dengan bekerja, setiap orang dapat menemukan kepenuhan makna hidup, keluarga-keluarga terpenuhi kebutuhannya, masyarakat semakin sejahtera dan diperlakukan secara manusiawi.”
Sebagai penutup renungan, “Selamat merayakan Ekaristi Minggu Paskah keempat dan Minggu Panggo;am bersama semua saudara, selamat berziarah penuh harapan.”
dan, marilah bersama-sama melambungkan pujian dan permohonan,“Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.” (Mzm. 100:3c)
Shalom!