
“Mewartakan Kabar Baik”, 25-26 Januari 2025, Hari Minggu Biasa III
(Neh. 8:3-5a,6-7,9-11; 1Kor. 12:12-30; Luk. 1:1-4;4:14-21)
Mzm. 19:8,9,10,15
Di Minggu Biasa ketiga ini, yang juga dirayakan sebagai Minggu Sabda Allah, Bacaan Injil diambil dari Lukas, yang didahului oleh bacaan dari Nehemia dan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.
Bacaan Injil menggabungkan 2 perikop. Keduanya mengawali sebuah peristiwa khusus. Yang pertama, Lukas menjelaskan latar belakang penulis Injil-nya: menyelidiki segala informasi yang sudah tersedia dengan saksama, termasuk mengumpulkan fakta, sebelum menulis. Tulisan itu ditujukan kepada Teofilus. Siapa dia? Ada beberapa ‘penjelasan’. Teofilus, seseorang yang terhormat di kalangan orang Yunani, yang mulai percaya tentang Yesus, namun masih belum sepenuhnya. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Teofilus sebagai orang Yahudi di perantauan alias diaspora. Namun, jika menilik akar kata nama itu: Teo(Allah, Tuhan) dan filus(mencintai) yang berarti “pecinta Tuhan”, maka Injil Lukas ditujukan kepada setiap dan semua umat yang mencintai Tuhan. Berarti, kita termasuk di dalamnya! Perikop kedua mengisahkan Yesus yang memulai pewartaan-Nya, setelah menghadapi pencobaan di padang gurun. Dan itu dilakukan di rumah-rumah ibadat, yang mendapat pujian dari jemaat. Di kota kelahiran-Nya, Nazaret, dalam ‘kotbah-Nya’ Yesus berkata, “Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin. Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun Rahmat Tuhan.”(ay. 18-19), yang tertulis di kitab Nabi Yesaya. Pewartaan-Nya diakhiri dengan, “Pada hari ini genaplah nas ini ketika kamu mendengarkannya.” Dengan begitu, Yesus menyatakan identitas-Nya, yaitu sang Mesias yang mewartakan Kabar Gembira kepada banyak orang.
+++
Warta tentang Sabda Allah juga disampaikan oleh imam Ezra yang ahli kitab kepada bangsa terpilih yang masih dalam pembuangan, yang dijanjikan akan segera kembali ke tanah terjanji. Ezra membaca Taurat disertai penjelasannya, sehingga pembacaan itu dapat dimengerti umat yang hadir. Ezra dibantu oleh beberapa orang Lewi dalam menjelaskan isi Taurat. Dan Taurat menjadi pegangan hidup bagi bani Ibrani.
+++
Apa yang bisa menjadi ‘inspirasi’ dan sekaligus motivasi bagi kita dalam “Tahun Kepedulian Lebih pada yang Lemah dan Miskin 2025”? Pertama, Sabda Allah itu ‘membebaskan’ setiap dan semua orang yang mau mendengarkannya. Lewat perikop kedua, Lukas mau menyampaikan kepada kita hakikat kehadiran Yesus dan hakikat kabar baik yang diwartakan-Nya: mewartkan Injil yang adalah kabar baik dan penuh rahmat. Sudahkan kita ‘akrab’ dengan Alkitab sebagai salah satu sumber Sabda Allah? Kedua, dengan mengikuti Yesus, kaum beriman juga dapat makin menemukan diri, baik sebagai orang perorangan maupun sebagai umat! Mengikuti Yesus berarti ikut serta di dalam kehidupannya. Inilah yang menjelaskan mengapa tiap orang memperoleh karunia Roh. Ketiga, Dengan mengikuti cara bicara Paulus dalam bacaan kedua, karunia-karunia dari Roh yang satu itu membangun satu tubuh. Dan, karunia sejati membangun kesejahteraan bersama, bukan kebesaran orang-perorangan!
Sebagai penutup renungan, “Selamat merayakan Hari Minggu Biasa ke-3, Minggu Sabda Allah, bersama semua saudara.”
Dan, marilah bersama-sama melambungkan pujian dan permohonan,
“Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.”
(Yoh. 6:63c)
Shalom!