
“Pesta Yesus Dipersembahkan di Kanisah,” 1-2 Februari 2025.
(Mal. 3:1-4; Ibr. 2:14-18; Luk. 2:22-40)
Mzm. 24:7.8.9.10
“Yesus: Terang bagi bangsa-bangsa”
Minggu ini dirayakan sebagai Pesta Yesus dipersembahkan di Kanisah. Peristiwa ini dikisahkan hanya oleh Lukas. Orangtua Yesus, Yusuf dan Maria adalah umat yang taat terhadap Hukum Taurat. Karenanya, ketika masa pentahiran setelah kelahiran usai(bdk. Im. 12:6-8), Yesus dibawa ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Dan, persembahan di Yerusalem, juga sesuai hukum Musa, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Tuhan.”(bdk. Kel. 13:2,12,15). Jika dirasa-rasakan, seluruh kisah di perikop ini, bisa dikata dalam suasana ‘baik’. Bagaimana tidak? Selain Maria dan Yusuf, ada lagi Simeon, seorang imam yang benar dan saleh. Sang iman yang menanti penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya. Roh Kudus sudah menyatakan bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias dari Tuhan. Sungguh, karunia penuh sukacita. Begitu melihat Yesus dan kedua orangtua-Nya, ia menyambut Anak itu dan menggendong-Nya, lalu menyanyikan pujian,
“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu pergi dalam damai, sesuai dengan firman-Mu,…” Mengapa ada nyanyian pujian begitu dari Simeon? “sebab mataku telah melihat keselamatan yang datang dari-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan-Mu bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat Israel.” Nyanyian pujian ini, yang disebut ‘Kidung Simeon’, menjadi hymne penutup Ibadat Malam atau Completorium, yang menjadi bagian dari Ibadat Harian, yang merupakan Doa resmi Gereja Katolik. Oleh karena itu, di biara, setiap malam, nyanyian ini terdengar. Selain keempat tokoh itu: Yesus sang Mesias, Maria dan Yusuf, Simeon, ada pula Hana, sang Nabiah yang siang malam berdoa dan berpuasa serta tidak pernah meninggalkan Bait Allah. Ketika mendengar pujian itu, ia mendekat dan mengucap syukur kepada kepada Allah. Dan Hana lah yang berbicara tentang Anak itu kepada semua orang.
Selesai acara di Yerusalem, mereka kembali ke Nazaret. Ditulis pula bahwa Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan anugerah Allah ada pada-Nya.
+++
Dalam Bacaan pertama, dikisahkan nubuat nabi Maleakhi, sesuai firman TUHAN semesta Alam. Utusan itu, Yohanes, yang mempersiapkan jalan bagi Utusan Perjanjian yang adalah Yesus. Diceritakan bahwa Yesus akan datang ke Bait-Nya di Yerusalem untuk memurnikan banyak orang, termasuk orang Lewi, seperti orang yang memurnikan dan menahirkan perak. Proses ini tentu akan terasa sangat menyakitkan. Tapi, hanya dengan cara itu mereka bisa menjadi orang yang mempersembahkan kurban kepada TUHAN dalam kebenaran!
Sementara, dalam Bacaan kedua, Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Ibrani: Yesus, Allah yang menjadi manusia, turut mengalami keadaan seperti yang dirasakan manusia. Supaya apa? Agar melalui kematian-Nya, Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut. Yesus sangat peduli dengan keturunan Abraham, dan menjadi Imam Besar bagi mereka, untuk menebus dosa seluruh umat manusia.
+++
Apa yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita? Pertama, kita bisa belajar dari Maria dan Yusuf yang mengasuh dan membesarkan anak mereka menurut hukum Tuhan. Ketaatan dan kesetiaan mereka, walau banyak rintangan, layak menjadi panutan. Kedua, Simeon dan Hana yang mampu melihat kehadiran Sang Juru Selamat. Mereka senantiasa mengasah kepekaan rohani sehingga mampu mewartakan Kabar Gembira kepada banyak orang. Ketiga, kita bisa belajar dari pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat Ibrani: Yesus yang begitu mengasihi umat-Nya bersedia mengalami apa-apa yang terjadi kepada manusia, menjadi sama seperti kita untuk setia terhadap pengutusan-Nya, untuk mendamaikan kita dengan Allah.
Apakah kita sudah siap atau selalu dalam proses menyiapkan diri?
Shalom.