30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama

30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama
30 Tahun WKRI Leo Agung Berkarya Untuk Sesama

Pada tanggal 24-25 Agustus 2024 lalu, Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) cabang Santo Leo Agung merayakan perayaan berdirinya WKRI cabang Santo Leo Agung yang ke 30. Perayaan HUT WKRI tahun ini dirayakan dengan mengadakan acara jalan santai dan senam bersama pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 dan puncaknya misa syukur dan yang dilanjutkan dengan ramah tamah yang dilaksanakan di ruangan Stefanus.

Setelah perayaan sederhana HUT WKRI yang sangat hangat dan meriah selesai dilaksanakan, kami berkesempatan berbincang dengan pengurus inti WKRI cabang Santo Leo Agung yaitu dengan Ibu Riske Endah Wilatsari warga Lingkungan Yomavi, Wilayah 6 yang merupakan Ketua WKRI Cabang Santo Leo Agung dan didampingi oleh Ibu Wulansari warga Lingkungan Titus, wilayah 7 yang menjabat sebagai wakil ketua 1 dan juga oleh Ibu Titah Djati Winarsih warga Lingkungan Santa Maria Immaculata, wilayah 8 sebagai wakil ketua 2, mengenai sejarah awal berdirinya Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) cabang Santo Leo Agung dan juga garis besar program-program WKRI cabang Santo Leo Agung.

Sejarah berdirinya Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Santo Leo Agung, tentu tidak lepas dari berdirinya Paroki Santo Leo Agung tahun 1992.

Dibawah koordinasi Ibu Maria A Sardjono yang diberi kepercayaan sebagai Ketua Seksi Wanita Paroki Santo Leo Agung dan Ibu Loemayan sebagai Wakil Ketua I serta Ibu Tri Santoso sebagai Wakil Ketua II, beserta seluruh jajaran. Merupakan sekelompok ibu-ibu yang tergugah hatinya dan sadar akan perannya dalam pengembangan umat, menghimpun diri.

Ibu-ibu inilah yang kemudian memberanikan diri untuk membentuk Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Santo Leo Agung pada tanggal 14 Agustus 1994.

Atas dorongan dari Ibu Sutiarjo Ketua Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Santa Anna serta Ibu Loemayan yang selalu menyemangati juga dukungan Presidium pada waktu itu Ibu Nanik Poerwoko dan atas ijin dan dukungan Pastor Kepala Paroki Leo Agung pada waktu itu yaitu Romo FX. Pranoto Seputro. Maka terbentuklah Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Santo Leo Agung dengan susunan pengurus inti periode tahun 1994 sampai 1997, sebagai berikut :

  • Ketua                   : Ibu Maria A Sardjono
  • Wakil Ketua I         : Ibu Loemayan Suhartono
  • Wakil Ketua II        : Ibu Rita Tri Santoso
  • Seketaris I             : Ibu Bambang Nugroho
  • Seketaris II            : Ibu Wanti Sugiarto
  • Bendahara I           : Ibu Siwi Kardjono
  • Bendahara II          : Ibu Supardi

Misa pelantikan dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1994 di Pondok Leo Jati Kramat. Dipimpin oleh Romo FX. Pranoto Seputro. Dan dihadiri oleh Presidum Wanita Katolik Republik Indonesia DPD Jakarta beserta jajarannya. Pada saat pelantikan ibu-ibu mengenakan seragam dengan berkebaya. Cabang Leo Agung merupakan Cabang ke 41, di wilayah kerja Wanita Katolik Republik Indonesia DPD Jakarta, dan merupakan pecahan dari cabang Santa Anna. Ranting yang pertama terbentuk adalah Jatibening I dan kedua adalah Pangkalan Jati.

Saat itu walaupun belum ada gedung gereja ataupun gedung pertemuan, namun dibawah pimpinan Ibu Maria A Sardjono, ibu-ibu bersemangat mengikuti semua kegiatan yang diprogramkan oleh Wanita Katolik Republik Indonesia DPD Jakarta maupun program Cabang Santo Leo Agung sendiri.

Setiap bulan mengadakan rapat pleno dari rumah ke rumah para pengurus bergantian. Hingga berjalan selama 3 tahun. Banyak suka dan duka serta tantangan yang dirasakan pada waktu itu, serta terjadi pro dan kontra, namun Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Santo Leo Agung tetap berjalan melangkah melakukan pelayanan sesuai ajaran gereja hingga saat ini.

Ibu Riske pun menceritakan bahwa kegiatan rutin WKRI Leo Agung dari awal hingga saat ini masih dilakukan adalah kegiatan Donor Darah rutin yang bekerjasama dengan PMI. Dan sejak tahun 2022 kegiatan Donor Darah berkolaborasi dengan PSE.

Saat ini WKRI diajak oleh Keuskupan Agung Jakarta dan WKRI DPP Pusat bahwa WKRI untuk berkolaborasi dengan PSE, karena PSE juga berhubungan dengan masyarakat umat gereja masing-masing.

Ibu Riske lalu menyampaikan bahwa WKRI pun dibagi beberapa bidang seperti misalnya bidang organisasi, bidang pendidikan, bidang kesra, bidang humas, bidang usaha.

Ibu Riske menginfokan bahwa WKRI itu memiliki sistem organisasinya sendiri yaitu DPC (Cabang Leo Agung) memperbertanggungjawabkan kegiatan kepada DPD dan DPD mempertanggungjawabkan kegiatan kepada DPP.

Posisi WKRI dalam struktur organisasi di Gereja posisinya tidak dibawah Dewan Paroki Harian (DPH) melainkan sejajar dengan DPH. WKRI tidak membuat laporang pertanggungjawaban apapun ke DPH karena biaya kegiatan WKRI berasal dari WKRI sendiri tanpa meminta dana dari Paroki, kecuali mungkin jika bekerjasama misalnya seperti dengan PSE dimana PSE mungkin sudah punya anggaran dana di SAPA maka kegiatan yang kolaborasi tersebut menggunakan dana dari sie yang bekerjasama dengan WKRI tapi tetap WKRI memiliki dana yang berasal dari WKRI sendiri.

Setiap kegiatan yang dilakukan di cabang-cabang WKRI di dekenat Bekasi ini ada 9 cabang WKRI yang akan rutin bertemu setiap empat bulan sekali mengadakan RKCW (Rapat Koordinasi Cabang Wilayah) untuk membuat laporan kegiatan yang sudah berjalan dan juga laporan perencanaan kegiatan empat bulan kedepan. Dan setiap kegiatan di laporkan dalam bentuk LPJ setahun sekali ke DPD.

Periode kepemimpinan tiap cabang DPC itu tiga tahun dan setiap periode nya akan diadakan Konferensi Cabang dimana dalam kegiatan tiga tahunan tersebut, setiap pengurus inti yang sudah selesai masa jabatannya membuat laporan kegiatan-kegiatan atau program-program yang sudah terlaksana selama masa jabatan pengurus inti tersebut menduduki posisi pengurus inti. Laporan kegiatan per tiga tahun tersebut akan di pertanggungjawabkan kepada ranting-ranting dibawah pengurus cabang dan juga kepada para anggota. Dan prosedur pergantian per periode pimpinan cabang dilakukan dengan sistem pemilihan dengan ada nya minimal lima calon yang ikut proses pemilihan.

Berdasarkan syarat dari Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia, Wanita Katolik Republik Indonesia sebagai organisasi masyarakat harus memiliki Dewan Pengawas di pusat yang mengawasi semua kegiatan Wanita Katolik Republik Indonesia.

Bulan depan Wanita Katolik Republik Indonesia memiliki rencana untuk melakukan kunjungan ke LAPAS yang memang sudah menjadi kegiatan rutin 4 bulan sekali. Latar belakang WKRI melakukan kunjungan ke LAPAS adalah bertujuan memberitakan kabar baik dan menyebarkan injil, layaknya seperti yang Tuhan Yesus pernah sampaikan bahwa “Aku dipenjara kau menjenguk Aku”.

Kunjungan rutin WKRI ke LAPAS ibarat seperti sedang menjenguk Tuhan, ingin berbagi kasih, perhatian, memperkenalkan kembali kebenaran Firman Tuhan kepada penghuni LAPAS dan bisa meyakinkan para penghuni LAPAS bahwa ketika mereka keluar dari LAPAS mereka bisa menjadi lebih baik.

Kegiatan yang dilakukan di LAPAS adalah untuk penghuni LAPAS yang beragama Kristen dan Katolik dengan agenda ibadah bersama lalu dilanjutkan makan bersama. Keputusan melakukan kunjungan ke LAPAS menjadi kegiatan rutin empat bulan sekali adalah karena ketika sebelumnya WKRI melakukan dua kali kunjungan ke LAPAS, berdampak baik, terlihat dengan adanya antusias yang ditunjukan oleh para penghuni LAPAS ketika menyambut kedatangan ibu-ibu WKRI.

Mengenai kegiatan merayakan perayaan 30 tahun berdirinya Wanita Katolik Republik Indonesia cabang Leo Agung, pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 pukul 08.00 - 10.00 WIB, pengurus Wanita Katolik Republik Indonesia melakukan kegiatan Jalan Sehat dan Senam Bersama seluruh anggota Wanita Katolik Republik Indonesia Cabang Leo Agung berserta masyarakat sekitar gereja. Acara tersebut sukses terlaksana dengan terlihat banyaknya peserta, yang terlihat sekitar 80 orang peserta mengikuti acara jalan sehat dan senam bersama tersebut.

Selain itu mereka pun melakukan Gerakan Peduli Bagi Sembako untuk seluruh pekerja Gereja. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalankan prinsip dan pedoman WKRI yaitu melayani dan kepedulian bukan hanya untuk umat gereja tetapi juga untuk masyarakat luar gereja terutama orang-orang yang hidup disekitar gereja. Dan untuk kedepannya WKRI cabang Leo Agung berencana melakukan kegiatan rutin senam pagi setiap bulan sekali.

Pada hari Minggu, 25 Agustus 2024, WKRI Cabang Santo Leo Agung tergabung menjadi pelayan Misa pada perayaan ekaristi pukul 17.00 WIB, lalu setelah misa dilaksanakan acara ramah tamah yang turut dihadiri pula oleh Romo Enos dan Romo Kun.

Dalam acara ramah tamah tersebut selain perayaan sederhana seperti tiup lilin dan potong kue, pada kesempatan tersebut Ibu Riske sebagai ketua WKRI cabang Santo Leo Agung memberikan barang kenang-kenangan kepada Romo Kun sebagai ucapan terimakasih atas pelayanan dan pendampingan Romo Kun selama ini untuk seluruh anggota WKRI Cabang Leo Agung pada khususnya dan umat Santo Leo Agung pada umumnya. (Mia Suprapto)