Keagungan Santo Yusuf

Keagungan Santo Yusuf

Ketika Yusuf terbangun, dia melakukan seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya dan membawa istrinya ke rumahnya. Matius 1:24

Apa yang membuat Santo Yusuf begitu hebat? Ia tidak dikandung dengan sempurna seperti Bunda Maria. Dia tidak ilahi seperti Yesus. Namun dia adalah kepala Keluarga Kudus, penjaganya dan pemberi nafkahnya. Ia menjadi ayah sah Juruselamat Dunia dan pasangan Bunda Allah. Namun Yusuf tidak menjadi hebat hanya karena ia diberi keistimewaan yang luar biasa. Pertama dan terpenting, dia hebat karena pilihan-pilihan yang dia buat dalam hidup. Injil hari ini menyebut dia sebagai “orang benar” dan sebagai orang yang “melakukan seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya.” Oleh karena itu, kehebatannya terutama disebabkan oleh kebenaran moral dan ketaatannya pada kehendak Tuhan.

Ketaatan Yusuf terutama terlihat pada kenyataan bahwa ia menaati suara Tuhan yang diberikan kepadanya dalam empat mimpi yang tercatat dalam Kitab Suci. Dalam mimpi pertamanya, Yusuf diberitahu “jangan takut untuk membawa Maria istrimu ke rumahmu. Sebab melalui Roh Kudus anak ini dikandung di dalam dirinya. Dia akan melahirkan seorang anak laki-laki dan kamu harus menamai dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:20–21). Dalam mimpinya yang kedua, Yusuf diberitahu, “Bangunlah, bawa anak itu dan ibunya, larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai aku memberitahumu. Herodes akan mencari anak itu untuk membinasakan dia” (Matius 2:13). Dalam mimpinya yang ketiga, Yusuf diberitahu, “Bangunlah, bawalah anak itu dan ibunya dan pergilah ke tanah Israel, karena mereka yang mencari nyawa anak itu sudah mati” (Matius 2:20). Dan dalam mimpinya yang keempat, Yusuf diperingatkan untuk pergi ke Galilea daripada ke Yudea (Matius 2:22).

Bila mimpi-mimpi ini dibaca berturut-turut, jelaslah bahwa Santo Yusuf memperhatikan suara Tuhan. Kita semua mempunyai mimpi, namun mimpi Yusuf berbeda. Itu adalah komunikasi yang jelas dari Tuhan, dan membutuhkan penerima yang bersedia. Joseph terbuka terhadap suara Allah dan mendengarkan dengan iman sebagai penerima yang bersedia.

Yoseph pun menyikapinya dengan penuh ketundukan dan tekad penuh. Perintah yang diterima Yusuf bukanlah sesuatu yang remeh. Ketaatannya mengharuskan dia dan keluarganya melakukan perjalanan jauh, tinggal di negeri asing dan melakukannya dengan iman.

Jelas juga bahwa Joseph menganggap serius panggilannya. Paus Santo Yohanes Paulus II memberinya gelar “Penjaga Penebus.” Berulang kali, ia menunjukkan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap perannya sebagai wali Putra sahnya, Yesus, dan istrinya, Maria. Hidupnya dihabiskan untuk menafkahi mereka, melindungi mereka dan menawarkan hati seorang ayah kepada mereka.

Renungkan, hari ini, panggilan unik Santo Yosef. Renungkan, khususnya, tahun-tahun awal pernikahannya dan kebangkitan Yesus. Pertimbangkan komitmen kebapakannya untuk merawat, menafkahi, dan melindungi Putranya. Kita semua harus berusaha meniru kebajikan Santo Yusuf dengan melindungi kehadiran Kristus di dalam hati kita sendiri, hati keluarga dan teman-teman kita, dan di dunia secara keseluruhan. Berdoalah kepada Santo Yosef, mintalah dia untuk membantu Anda mengikuti teladannya sehingga kehadiran tersembunyi Tuhan kita dalam hidup kita akan bertumbuh dan mencapai kedewasaan penuh.

Salam, Penjaga Penebus, Mempelai Santa Perawan Maria. Kepadamu Allah mempercayakan Putra tunggal-Nya; padamu Maria menaruh kepercayaannya; bersamamu Kristus menjadi manusia. Beato Joseph, bagi kami juga, tunjukkan dirimu seorang ayah dan bimbing kami di jalan kehidupan. Dapatkan bagi kami rahmat, rahmat dan keberanian, serta lindungi kami dari segala kejahatan. Amin. (Doa dari Patris Corde)

 

 

sumber :https://catholic-daily-reflections.com/2024/03/18/the-greatness-of-saint-joseph-3/