Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk ‘memperkuat pesan toleransi, persatuan, dan perdamaian dunia’

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk ‘memperkuat pesan toleransi, persatuan, dan perdamaian dunia’

CNA (Catholic News Agency) dalam beritanya pada tanggal 15 April 2024 menyampaikan bahwa Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia akhir tahun ini kini telah diumumkan oleh Vatikan, KWI (Komisi Wali Gereja Indonesia - Bpk Uskup Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC telah menyampaikan kabar baik ini pada 8 April 2024 melalui kanal youtube Komisi Komsos KWI dan pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi bahwa negara Indonesia akan menjadi tujuan pertama dalam perjalanan apostolik Paus berusia 87 tahun itu ke kawasan Asia Pasifik, yang dijadwalkan akan memakan waktu lama. tempat 2–13 September.

Perjalanan internasional selama 11 hari ini diperkirakan akan menjadi perjalanan terpanjang pada masa kepausan Paus Fransiskus. Setelah kunjungannya ke Indonesia, Bapa Suci akan melakukan perjalanan ke Papua Nugini pada tanggal 6–9 September dan Timor Timur pada tanggal 9–11 September, dan mengakhiri perjalanannya di Singapura pada tanggal 11–13 September.

Menyusul undangan resmi Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 Maret, pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan: “Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia mempunyai arti penting bagi masyarakat Indonesia, tidak hanya bagi umat Katolik tetapi juga bagi seluruh umat beragama. Kunjungan ini juga diharapkan dapat memperkuat pesan toleransi, persatuan, dan perdamaian dunia.”

Gereja Katolik saat ini merupakan komunitas agama terbesar ketiga di negara ini dengan sekitar 8,5 juta anggota, yang merupakan 3% dari total populasi di Indonesia

Meskipun Indonesia tidak memiliki agama negara yang mapan, 87% penduduknya beragama Islam, menjadikannya negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Selanjutnya, Katolik adalah salah satu dari enam agama resmi yang diakui selain Islam, Protestan, Hindu, Konghucu, dan Budha.

Menyusul pengumuman kunjungan Paus mendatang ke Indonesia, Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Jakarta dan ketua Konferensi Waligereja Katolik Indonesia, menegaskan kembali pentingnya membangun toleransi beragama, perdamaian, dan persatuan – khususnya di kalangan umat Kristiani dan Muslim – di dalam negeri. .

“Masjid nasional yang disebut Istiqlal yang berarti kemerdekaan atau kemerdekaan, terletak tepat di depan Katedral Katolik di Jakarta,” kata Hardjoatmodjo melalui pesan video. “Masjid nasional sengaja dibangun di situs ini sebagai simbol keharmonisan.”

Benedictus Nuwa, seorang misionaris Claretian asal Indonesia yang sedang mempelajari dialog antaragama di Universitas Kepausan St. Thomas Aquinas di Roma, yakin kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini  akan membawa “pesan perdamaian, keadilan sosial, kebebasan beragama, dan beribadah” dan menjadi kunci dalam memperkuat “hubungan dan dialog antara umat Katolik dan Muslim.”

Kunjungan Paus Fransiskus mendatang ke Indonesia akan menandai perjalanan kepausan yang ketiga ke Indonesia. Paulus VI mengunjungi Indonesia pada tahun 1970 diikuti oleh St. Yohanes Paulus II pada tahun 1989.