Sejarah Paroki St. Leo Agung

Sejarah Paroki St. Leo Agung
Sejarah Paroki St. Leo Agung
Sejarah Paroki St. Leo Agung

Penduduk urban disekitar perbatasan dengan Jakarta, seperti halnya didaerah Jatibening Bekasi ini, membentuk komunitas2 baru. Kebutuhan tempat untuk beribadat disamping kebutuhan primer lainnya tidak dapat dielakan lagi.

Berdasarkan kenyataan itu, yang berupa ide untuk membangun paroki baru telah dirintis sejak Bapak Uskup Mgr. Leo Soekoto SJ. Memimpin umat katolik di Keuskupan Agung Jakarta. Ide yang dicetuskan tanggal 9 Oktober 1988 itu, akhirnya dibahas didalam rapat pengurus Dewan Paroki St. Anna Duren Sawit oleh Bpk. Sandiwan Suharto yang waktu itu menjabat sebagai ketua wilayah Jatibening.

Romo Karim Arbie SJ (almarhum) membentuk tim pencari tanah di sekitar Jatibening. Pada tanggal 26 Agustus 1989 telah dilakukan akad jual-beli tanah seluas 7742 m2, yang diwakili Bpk. MP Poerwanto DW, wakil ketua PGDP Santa Anna.
Setelah pembelian tanah lokasi gereja, Dewan Paroki St.Anna menunjuk Bpk.Sandiwan Suharto, ketua wilayah Jatibening, untuk mengadakan pertemuan dan membentuk Panitia Pembangunan Gereja. Dengan surat mandat no: 03/DP/I/90 tertanggal 1 Januari 1990, Pastor Paroki St.Anna meresmikan keberadaan PPGJ.

Mulai tanggal 23 Nopember 1990 dan selanjutnya, diselenggarakan perayaan Ekaristi di Wilayah Jatibening setiap hari Minggu I dan Minggu III dirumah-rumah umat.
Pada tanggal 28 Desember 1991, dalam surat keputusan No:2037/4.1/91, Bapak Uskup menugaskan Romo FX. Pranataseputra, Pr mendiami dan mengelola Wisma Leo di kompleks Kodam Jatiwaringin dengan tugas al. Merintis dan memantau pelaksanaan pembangunan Paroki baru di Jatibening di samping tugas pastoral kemahasiswaan lainnya.

Keputusan Bapak Uskup di atas, kemudian disusul dengan Keputusan Pengurus Dewan Paroki St.Anna Duren Sawit No: 10/sk/I/91 tertanggal 16 Pebruari 1992, tentang penaikan status wilayah Jatibening menjadi Stasi St. Angela Jatibening dan menugaskan Romo FX.Pranataseputra, Pr menjadi pengelola Stasi baru ini.

Selanjutnya, perjalanan Stasi St.Angela begitu cepat. Sebelum sempat merayakan HUT kelahirannya yang pertama, Stasi Angela telah dinaikkan statusnya menjadi Paroki St. Leo Agung pada tanggal 14 Oktober 1992. Tempat ibadat tenda dibangun di halaman belakang Susteran FCJM. Diatas tanah itulah akhirnya didirikan Gereja St. Leo Agung

Paroki St.Leo Agung Jatibening terletak di perbatasan wilayah Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat dan Wilayah kota Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Gereja dibakar

Selasa tanggal 17 September 1996, ratusan massa berkendaraan truk, dengan beringas membakar gereja. Saat itu waktu kira-kira menunjukkan pukul 23.00. Belum puas beraksi di gereja, massa bergerak ke Pastoran, membongkar pagar depan dan berusaha masuk Pastoran.
Menurut penuturan banyak orang – lepas sejauh mana kebenarannya – di tengah kobaran api itu tiba-tiba ada cahaya putih terang kemudian muncul salib di atas Sakristi.
Di balik puing-puing gereja, ternyata tersimpan banyak keajaiban. Sakramen Mahakudus, Mahkota dan Tangan Maria yang terkatup, buku Puji Syukur tetap utuh seolah tak tersentuh api.

Mulai Dari Bawah “Titik Nol”

Peristiwa “Selasa Kelabu” membuat “trauma” yang besar. Bahkan bisa dikatakan berada di bawah “titik nol”. Banyak umat tidak hanya pergi ke gereja Paroki sekitar, melainkan ada beberapa warga wilayah yang tidak mau didaftar sebagai “warga katolik” karena mengalami ketakutan.
Sejak perayaan Paska 1997, setelah 4-5 bulan mengembara dalam beribadat – umat bisa beribadat di Gereja tenda di kompleks Kodam Jatiwaringin – Jakarta Timur sampai sekarang. Sementara pastoran mendapat tumpangan di rumah keluarga Bapak Stef Suparno.

Bagi Romo Yohanes Hadi Suryono,Pr, penempatannya menjadi Pastor di Jatibening sama dengan memikul tanggungjawab yang tidak ringan.

Menghimpun Kembali Domba Yang Tercerai-berai

Seperti yang sering dikatakan Romo Yohanes Hadisuryono, Pr :”Tugas saya mengumpulkan umat kembali”. Kata ini kiranya menjadi “arah dasar” perjalanan pastoral selanjutnya.
Pada tanggal 21 Pebruari 1999, datang Romo Andreas Suhana Nitiprawira,CSsR melanjutkan tugas sebagai Pastor Rekan.

Saat ini Paroki St. Leo Agung digembalakan oleh Pater Kunradus Badi Mukin, CSsR dan Pater David Bayo, CSsR.