Kebebasan Ekaristi

Kebebasan Ekaristi

“Hari ini akan menjadi hari raya peringatan bagimu, yang harus dirayakan oleh seluruh generasimu dengan berziarah kepada TUHAN, sebagai suatu perayaan yang kekal.” Keluaran 12:11

Trihari Suci dimulai. Hari ini kita menggenapi bagian Perjanjian Lama ini, yang mengungkapkan bahwa Paskah akan menjadi “suatu lembaga yang kekal.” Bagian ini mengakhiri Bacaan Pertama instruksi dari TUHAN yang diberikan kepada Musa dan Harun tentang bagaimana mempersiapkan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Wabah demi wabah telah menimpa bangsa Mesir, dan tidak ada satupun yang mengakibatkan bangsa Israel dibebaskan. Oleh karena itu, TUHAN memerintahkan bangsa Israel untuk merayakan Paskah pertama dengan menyembelih seekor domba berumur satu tahun, memercikkan darahnya pada tiang pintu rumah mereka, dan menyantap dagingnya sebagai persiapan perjalanan menuju Tanah Perjanjian. Hari ini, kita melanjutkan perayaan Paskah ini dengan ikut ambil bagian dalam Kurban Anak Domba Allah, yang Darah-Nya telah ditumpahkan, yang dagingnya kita konsumsi, dan yang memimpin kita melewati padang gurun kehidupan menuju Tanah Perjanjian Surga yang baru dan kekal.

Sama seperti Paskah pertama yang merupakan gambaran dari Pengorbanan Anak Domba Allah, demikian pula tulah-tulah yang terjadi menjelang Paskah memberi kita banyak makna. Pada mulanya seluruh air di Mesir berubah menjadi darah. Kemudian katak, agas, lalat, dan penyakit sampar menutupi daratan. Bisul menutupi kulit manusia dan hewan. Hujan es turun, belalang menutupi daratan, dan akhirnya kegelapan menyelimuti daratan selama tiga hari. Tak satu pun dari tulah-tulah ini yang pada akhirnya berhasil meyakinkan Firaun untuk membiarkan umat Allah pergi; oleh karena itu, tulah terakhir yang akan ditimpakan adalah kematian anak sulung. Itu adalah darah anak domba Paskah, yang dipercikkan pada tiang pintu rumah orang Israel yang memberi isyarat kepada para malaikat untuk melewati rumah mereka.

Tulah yang menimpa Firaun dan orang Mesir sangat parah. Namun karena ketegaran mereka, Tuhan terus melanjutkan hingga mereka berubah. Ingatlah juga bahwa bahkan setelah bangsa Israel dibebaskan, Firaun berubah pikiran dan mengejar mereka hingga ke Laut Merah dan tempat pasukannya binasa.

Meskipun peristiwa-peristiwa yang menjadi gambaran ini mungkin tidak begitu menyenangkan untuk dipertimbangkan, namun peristiwa-peristiwa ini harus direnungkan. Kita harus melihat di dalamnya upaya Allah yang tak kenal lelah dan tiada henti untuk membebaskan kita dari dosa. Ketegaran dan penindasan Firaun adalah tanda-tanda jelas dari kejahatan yang menindas di dunia kita saat ini, dan di dalam jiwa kita sendiri. Ketika kita berusaha untuk menerima kebebasan yang menjadi panggilan kita, kita akan menghadapi banyak godaan dan penindasan dari si jahat, serta dari sifat manusia kita yang telah jatuh. Namun jika kita percaya pada Tuhan, seperti yang dilakukan Musa, maka kita akan diberikan semua yang kita butuhkan untuk memulai perjalanan menuju kebebasan. Secara khusus, Daging dan Darah Anak Manusia adalah Anak Domba Paskah kita. Ekaristi, yang ditetapkan pada hari Kamis Putih, melindungi kita dari kematian terakhir. Mengkonsumsi Tubuh Kristus juga menguatkan kita dalam perjalanan rohani kita. Tanpanya, kita tidak mempunyai perlindungan dari si jahat dan tidak mempunyai kekuatan yang kita perlukan untuk setia dalam perjalanan kita.

Renungkan, hari ini, komitmen Tuhan yang luar biasa untuk membebaskan Anda. Dia datang ke bumi, mengambil wujud manusia, mempersembahkan nyawa-Nya sebagai pengorbanan, dan kini memberimu makan dengan daging suci-Nya. Tanpa Ekaristi sebagai makanan rohani Anda dan Darah Kudus-Nya yang menyelimuti Anda, Anda tidak akan dapat bertahan hidup. Kita semua membutuhkan Ekaristi. Kita membutuhkan Roti Surga. Kita membutuhkan Tubuh dan Darah, Jiwa dan Keilahian Juruselamat Dunia. Tuhan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Anda. Terimalah Karunia-Nya yang secara khusus kita peringati dan ikuti hari ini.

Anak Domba KurbanKu, Engkau datang ke bumi untuk membebaskan kami dari penindasan si jahat dan dari gangguan kodrat kemanusiaan kami yang telah jatuh. Tolong beri aku makan hari ini dan selalu dengan Tubuh Suci dan Darah Berharga-Mu. Dengan kekuatan Makanan dari Surga ini, terus tuntunlah aku menuju Tanah Perjanjian Surga. Yesus, aku percaya pada-Mu.

 

sumberhttps://catholic-daily-reflections.com/2024/03/27/eucharistic-freedom/