“Masa Adven, siap-siap?”

“Masa Adven, siap-siap?”

Minggu Adven I

“Masa Adven, siap-siap?”

(Yes. 2 : 1-5; Rm. 13 : 11-14a; Mat. 24 : 37-44)

Didalam suatu kesempatan menguikuti Retret Pasutri, saat coffee break, penulis terlibat pembicaraan ringan dengan beberapa pasutri peserta retret lainnya. Sebenarnya tidak ringan-ringan juga karena topik yang dibicarakan ternyata lumayan serius. Seorang Bapak bercerita betapa ribetnya mengurus dokumen-dokumen legal terkait pasca meninggalnya Ayahanda tercinta. Bukan saja urusan warisan yang belum ada surat wasiatnya, tetapi juga terkait dengan berbagai pengeloaan aset keuangan di Bank dan perusahaan yang ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Itu masalah besarnya. Masalahnya kecil yang sangat sederhana adalah foto. Tidak ada foto terakhir yang cocok dipakai untuk keperluan di rumah duka.

Berangkat dari pengalaman ini, akhirnya Ibu dari Bapak ini serta semua anak-anaknya sepakat untuk dibuatkan Surat Waris secara detail. Sang Ibu juga mencatat semua nomor PIN dan menyimpannya ditempat yang diketahui anak-anaknya dan akan dibuka pada saatnya nanti. Demikian juga yang dilakukan oleh anak-anaknya dan pasangannya masing-masing. Bukan hanya itu, semua menyiapkan foto, pakaian dan tempat pemakaman yang nanti akan digunakan. Singkat cerita ... mereka sudah persiapkan segala sesuatunya tanpa akan merepotkan mereka yang masih hidup.

Tanpa terasa kita sudah memasuki masa Adven, masa dimana kita semua memasuki salah satu acara besar dalam Agama Kristen, yaitu merayakan hari kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Kita biasa menyebutnya Hari Natal. Karena yang lahir adalah Tuhan, maka peristiwa Natal bukanlah peristiwa biasa. Natal adalah sebuah peristiwa besar, bahkan bisa dikatakan fenomenal karena Tuhan yang Mahakuasa, Mahabesar dan Tak Terbatas mau berinkarnasi menjadi manusia yang serba terbatas. Motivasi Tuhan mau menjadi manusia cuma satu, karena Tuhan mengasihi manusia. Yang Ilahi mau menjadi manusia agar manusia memiliki nilai-nilai ilahi.

Umat Allah yang terkasih, Natal adalah kedatangan Yesus yang pertama – kita sambut dengan penuh sukacita. Injil hari ini menulis tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Berbeda dengan yang pertama, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua terkesan sangat menakutkan (ayat 40-41). Benarkah begitu ? Tidak juga. Pesan bacaan Injil untuk kita Minggu ini sangat jelas. Matius hanya mengingatkan kita agar kita berjaga-jaga karena kita tidak tahu pada hari dimana Tuhan-mu datang (bdk. ayat 42) sehingga kita akan siap saat Anak Manusia datang pada saat yang tidak kita duga (bdk. ayat 44). Kalau di awal renungan ini kita membaca pengalaman mereka yang sudah sangat siap menyambut hari kematiannya, maka masa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Sang Sumber Kehidupan yaitu Yesus Kristus. Karena Dia datang agar kita mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah (bdk. Yoh. 10:10). Kita tidak lagi mempersiapkan diri untuk kematian kita, tetapi kita mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan kekal kita. Hidup dengan semangat tobat adalah cara kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya.

Umat Allah yang terkasih, moga-moga Natal kali ini tidak akan terlewatkan begitu saja sebagai sebuah peringatan kelahiran belaka, tetapi benar-benar menjadi momentum pertobatan diri yang sesungguhnya. Momen pertobatan yang kelak akan memberikan kita kekuatan untuk bangkit dan mengangkat muka kita pada waktu penyelamatan kita tiba dan kita tahan berdiri di hadapan Anak Manusia (bdk Luk. 21 : 28, 36).

Selamat hari Minggu – selamat bertemu Tuhan di dalam Ekaristi - Tuhan memberkati.