"Melakukan Kehendak Tuhan"

"Melakukan Kehendak Tuhan"

“Ini ibu dan saudara laki-laki aku. Karena siapapun yang melakukan kehendak Tuhan adalah saudara laki-laki dan perempuanku dan ibuku.” Markus 3:34–35

Yesus mengatakan banyak hal yang menyebabkan orang berhenti sejenak dan berpikir. Bacaan Injil hari ini adalah salah satu contohnya. Tepat sebelum ayat yang dikutip di atas, Yesus diberitahu bahwa ibu dan saudara laki-laki-Nya sedang berada di luar mencari Dia. Setelah mendengar hal ini, alih-alih menyapa mereka, Dia bertanya kepada orang-orang di sekitar-Nya, “Siapakah ibu dan saudara-saudaraku?” Kemudian Dia melihat sekeliling dan menjawab pertanyaan-Nya sendiri dengan kutipan Kitab Suci di atas.

Apa yang mungkin menyebabkan beberapa orang berhenti sejenak dan berpikir pada saat itu, dan bahkan sekarang ketika ayat ini dibaca, adalah bahwa komentar Yesus dapat dengan mudah disalahpahami. Beberapa orang akan menyimpulkan bahwa Dia menjauhkan diri-Nya dari keluarga-Nya dan bahkan Dia tidak mengakui mereka sampai batas tertentu. Tapi tidak ada yang jauh dari kebenaran.

Pertama-tama, kita tahu bahwa Yesus mempunyai kasih yang sempurna terhadap ibundaNya yang terkasih, Maria, dan bahwa ia mengasihi Yesus dengan kasih timbal balik yang sempurna. Adapun “saudara laki-laki”-Nya adalah hal yang lazim untuk menyebut keluarga besar seseorang (seperti sepupu) sebagai saudara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, saudara-saudara yang datang menemui Yesus sampai taraf tertentu adalah saudara. Meskipun Bunda Maria, ibu Yesus, sempurna dalam segala hal, namun keluarga besar Yesus tidak sempurna. Ingatlah bahwa beberapa dari mereka menganggap Yesus sudah gila dan berusaha mencegah pelayanan publik-Nya.

Namun kembali ke pertanyaan kita: Apakah Yesus tidak mengakui anggota keluarga-Nya dalam beberapa hal? Tentu tidak. Sebaliknya, Dia membangun konteks yang lebih dalam bagi keluarga baru-Nya dalam kasih karunia. Walaupun ikatan biologis adalah anugerah dan harus dihormati dan dihargai, ikatan spiritual yang dibangun melalui keselarasan kita bersama dengan kehendak Tuhan jauh lebih penting. Yesus hanya menunjukkan fakta ini, meninggikan ikatan kekeluargaan rohani dibandingkan ikatan alamiah. Tentu saja, penting juga untuk menunjukkan bahwa ibu Yesus adalah ibu-Nya yang pertama dan terutama, bukan hanya karena dia melahirkan Yesus secara fisik, namun terutama karena dia berada dalam kesesuaian sempurna dengan kehendak Allah bersama-Nya dan, dengan demikian, anggota keluarga-Nya yang paling intim karena kasih karunia. Dan hal yang sama juga berlaku bagi kita semua. Ketika kita menyelaraskan keinginan kita dengan kehendak Allah, kita menjadi “ibu” Yesus dalam arti bahwa Dia memasuki dunia kita melalui kita. Dan kita menjadi “saudara lelaki dan perempuan”-Nya dalam hal kita menjadi anggota intim keluarga kekal-Nya dan menikmati persatuan yang mendalam dan rohani dengan-Nya.

Renungkan, hari ini, kenyataan bahwa Anda dipanggil untuk menjadi lebih dari sekedar saudara atau saudari Kristus Yesus secara fisik. Anda dipanggil untuk bersatu dalam kekeluargaan yang paling intim dan mentransformasikan yang dapat Anda bayangkan. Dan persatuan ini akan tercapai sepenuhnya bila Anda berusaha memenuhi kehendak Tuhan dengan segenap hati, pikiran, jiwa, dan kekuatan Anda.

Tuhanku yang terkasih, aku sangat rindu untuk menjadi anggota keluarga-Mu yang paling intim dalam kasih karunia. Bantulah aku untuk selalu mengabdikan diri ku pada pemenuhan sepenuhnya kehendak Bapa kita di Surga. Dan ketika aku semakin menyelaraskan kehendakku dengan kehendak Bapa, tariklah aku semakin dalam ke dalam kesatuan dengan-Mu. Yesus, aku percaya pada-Mu.

 

source : https://catholic-daily-reflections.com/2024/01/22/doing-the-will-of-god-3/