"Maria Bunda Allah"

"Maria Bunda Allah"

Maria, Bunda Allah

1 Januari—Hari Raya Maria Bunda Allah—Hari Oktaf Kelahiran Tuhan

 

Lihatlah, kamu akan mengandung dalam rahimmu dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan kamu akan menamai dia Yesus. Dia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Yang Maha Tinggi, dan Tuhan Allah akan memberinya takhta Daud, ayahnya, dan dia akan memerintah atas kaum Yakub selama-lamanya, dan kerajaannya tidak akan ada habisnya. ~Lukas 1:31–33

Renungan: Hanya seorang ibu yang bisa mulai memahami misteri besar dan indahnya peran sebagai ibu. Namun hanya satu ibu yang dapat mulai memahami keindahan yang tak terduga menjadi ibu dari Putra Allah. Setelah kelahiran Yesus, para gembala datang untuk memuja Anak Maria dan menceritakan bagaimana banyak penghuni surga menampakkan diri kepada mereka, mengungkapkan bahwa Anak Maria adalah Mesias. Ketika Maria mendengar kata-kata itu, dia merenungkannya, merenungkannya, dan menyimpannya di dalam hatinya. Ini hanyalah pertama kalinya kita diberitahu tentang hati Maria yang merenung setelah kelahiran Putranya, namun kita dapat yakin bahwa ia merenungkan Dia berulang kali, memasuki lebih dalam lagi misteri keibuannya sebagai Putra Allah.

Sebagai Bunda Allah, renungan doa Maria berada di luar pemahaman kita. Ikatan yang ia bagikan dengan Putra ilahinya jauh melampaui ikatan manusiawi belaka. Yesus bukan hanya Putranya, Dia juga Juruselamatnya. Oleh karena itu, ia memuja-Nya seperti seorang ibu yang menyayangi anaknya, namun juga seperti seorang hamba yang memuja Tuhannya. Hubungan antara ibu dan Anak yang unik ini sungguh menakjubkan.

Bunda Maria diberi gelar unik “Bunda Allah” yang pertama dan terutama untuk mengungkapkan iman kita kepada keilahian Yesus. Yesus adalah manusia sekaligus ilahi, namun di dalam Dia kedua kodrat ini bersatu secara sempurna. Oleh karena itu, tidak dapat dikatakan bahwa Maria hanyalah ibu dari kemanusiaan Yesus, ia adalah ibu dari Pribadi. Dan Pribadi yang satu itu, pada saat yang sama, adalah Tuhan dan manusia.

Ingatlah bahwa ketika Yesus memulai pelayanan publik-Nya dan mengajar, ada seorang wanita di antara kerumunan orang yang berseru, “Berbahagialah rahim yang mengandung kamu dan payudara yang kamu susui.” Yesus mengoreksinya dengan berkata, “Berbahagialah orang yang mendengar firman Allah dan menaatinya” (Lukas 11:27). Pada pembacaan pertama, seseorang dapat menyimpulkan bahwa Yesus meremehkan peran ibu-Nya sendiri, namun sebenarnya Dia melakukan yang sebaliknya. Yesus sebenarnya menyoroti aspek yang paling menyatukan hubungan-Nya dengan ibu-Nya. Maria bukanlah ibu-Nya hanya dalam arti biologis. Dia tidak diberkati hanya karena dia melahirkan Dia di dalam rahimnya. Sebaliknya, kesatuan terdalamnya dengan Putra ilahinya berasal dari kesatuan rohaninya dengan kehendak-Nya dan kehendak Bapa di Surga. Dia berkata, “Lihatlah, aku adalah hamba Tuhan. Biarlah terjadi padaku sesuai dengan perkataanmu” (Lukas 1:38). Dia mendengar firman Tuhan dan menjalankannya dengan sempurna. Dia melakukan hal itu pada saat Kabar Sukacita, dia terus melakukannya saat dia membesarkan Anaknya, dan dia melakukannya dengan sangat sempurna saat dia berdiri di depan Salib, mempersembahkan Putranya yang sekarat kepada Bapa demi keselamatan dunia. Keibuan Maria meliputi seluruh keberadaannya. Itu adalah sesuatu yang mempersatukan dia dengan Putranya dengan cara yang tidak akan pernah kita pahami sepenuhnya.

Maria adalah Bunda Allah dan oleh karena itu, adalah ibu dari semua anak Allah, termasuk Anda. Hormatilah dan cintai ibu surgawi Anda hari ini dan bergembiralah saat Anda merenungkan ratu yang mulia dan ibu suci ini. Saat kita merayakan orang suci terbesar dalam sejarah dunia ini, renungkanlah orang yang merenungkannya. Renungkan cintanya kepada Putranya. Renungkan kepatuhannya terhadap kehendak ilahi-Nya. Renungkan Dia sebagai Juruselamatnya. Renungkan setiap aspek manusiawi dan ilahi dari hubungan cinta mereka.

Doa: Bunda Allah yang Mahakudus, Engkau diberkati melebihi semua orang, diberkati melebihi apa yang dapat aku pahami. Terima kasih atas jawaban “Ya” Anda kepada Tuhan dalam segala hal. Terima kasih atas cintamu yang murni dan suci kepada Putramu, atas hati keibuanmu, renungan keibuanmu, dan perhatian keibuanmu terhadap semua anakmu. Doakan aku agar aku bisa menjadi lebih seperti Putramu sehingga pantas menerimamu sebagai ibu dan ratuku. Bunda Allah, doakanlah kami. Yesus, aku percaya pada-Mu.

 

Source : mycatholic.life/Mary Mother of GOD