"Saatnya Merefleksi Diri"

"Saatnya Merefleksi Diri"

RENUNGAN MINGGUAN

Minggu Palma - Saatnya Merefleksi Diri

Ayat: Yes. 50: 4- 7; Fil. 2: 6-11; Mat. 26:14 - 27:66 (Mat. 27:11-54)

Dalam perayaan Minggu Palma, kita mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum la disalibkan. Masuknya Yesus ke Kota Suci Yerusalem adalah hal yang istimewa sebab hal ini terjadi sebelum Yesus mengalami penderitaan, wafat dan bangkit dari kematian. Minggu Palma kita sebut juga pembuka pekan suci, pekan terakhir keberadaan Yesus di Yerusalem. Dalam liturgi Minggu Palma, umat di bagikan atau membawa daun Palma untuk diberkati. Kejadian ini juga merupakan penggenapan misteri Mesias seperti yang telah dinubuatkan di dalam Kitab Zakharia 9:9; "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. la lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda".

Namun sayangnya, gegap gempita dari orang-orang yang mengelu-elukan Yesus itu, beberapa hari kemudian berbalik menghujat-Nya dan orang-orang Yahudi kompak menyerukan "Salibkan Dia !!!". Yesus yang sebelumnya di gadang-gadang hendak di jadikan raja, tiba-tiba dianggap sebagai penjahat kelas kakap yang lebih berbahaya dari Barabas, seorang penjahat yang melakukan pembunuhan dalam pemberontakan {Mrk. 15:7). Orang­orang Yahudi berbalik arah karena terkena hasutan yang di design oleh imam-imam Kepala yang iri dan membenci Yesus.

Umat Tuhan yang terkasih, refleksi di dalam tulisan singkat ini ingin mencoba membawa kita kepada permenungan terkait apa yang dilakukan orang­orang Yahudi kepada Yesus selama sepekan keberadaan Yesus di Yerusalem. Dengan sukacita kita menerima Yesus melalui pembaptisan. Dengan sukacita kita mengikuti berbagai kegiatan rohani dan ataupun pengajaran-pengajaran rohani (saat pandemi banyak dilakukan secara online), dan seketika kita menyadari bahwa diri kita perlu menjalani pertobatan karena dosa-dosa yang kita lakukan.

Kita menyadari betapa Yesus yang begitu mengasihi kita rela di salibkan untuk menyelamatkan kita. Mari kita berefleksi, sungguhkan kita menjalani pertobatan itu ? Sungguhkan kita mau membalas cinta Tuhan dengan mengubah cara hidup kita menjadi lebih baik ? ataukah kita kembali berbalik arah dan berteriak "Salibkan Dia !!!" dengan dosa-dosa yang kembali kita lakukan lagi ?

Umat Tuhan yang terkasih, kita patut berbangga dan bersyukur memiliki Tuhan yang Mahakasih. Tuhan yang telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia, agar manusia dapat merasakan langsung sentuhan Kasih dari Allah Pencipta-nya. Mari kita wujudkan rasa bangga dan rasa syukur itu melalui cara hidup kita dengan semangat tobat yang sejati. "Beriman bukan untuk mengubah keadaan, tetapi bagaimana kita tetap berbuah di setiap keadaan" (Rm. Abo, MSC}.

Selamat hari minggu, selamat bertemu Tuhan di dalam Ekaristi - Tuhan memberkati.