“Cara Pandang”

“Cara Pandang”

MINGGU BIASA VI

“CARA PANDANG”

(Yer. 17 : 5-8; Mzm 1:1-2.3.4.6; R:40:5a; 1 Kor. 15 : 12.16-20; Luk. 6 : 17.20-26)

Dalam Bacaan Minggu ini Tuhan Yesus membicara tentang ucapan bahagia dan peringatan. Kalimat Ucapan Bahagia dan Peringatan saya ambil dari judul perikop bacaan Injil Minggu ini. Jujur saja, kalau kita artikan secara harafiah, Sabda Tuhan dalam Injil Lukas ini akan membingungkan kita. Bagaimana mungkin, atau setidaknya, apa korelasinya antara orang miskin sebagai pemilik Kerajaan Allah ? Atau yang orang berbahagia adalah mereka yang lapar, yang menangis, yang dibenci orang dll. Tetapi, mari kita coba maknai kalimat-kalimat diatas dengan menggunakan cara pandang DIA yang bersabda dan kita coba kaitkan dengan realitas keberadaan manusia di dunia saat ini.

Pertama, Tuhan mau mengingatkan kita bahwa cara pandang dunia hanya bersifat semu dan jika kita tidak hati-hati, kita akan terjerumus pada pola pikir yang tidak akan membawa kita semakin mendekat kepada-NYA. Sebagai contoh, kemiskinan kita maknai sebagai ketidaktergantungan kita pada hal-hal dunia dan ini akan membuat hati kita selalu tertuju kepada Allah. Disamping itu, Tuhan juga mengingatkan kita untuk waspada akan atribut-atribut dunia seperti pujian, hiburan-hiburan semu dan jabatan duniawi yang bisa membuat manusia jatuh dalam dosa kesombongan. Intinya adalah bahwa kita harus memandang segala sesuatu sebagaimana Allah memandang segala sesuatu dan kebahagiaan yang sesungguhnya adalah saat hati kita senantiasa terarah kepada Allah.

Kedua, Tuhan ingin kita realistis tentang keberadaan kita di dunia ini. Bahwa disekitar kita, yang bukan karena kesalahan mereka, masih banyak sesama yang berkekurangan akan materi-materi dasar seperti makanan, pendidikan dasar, pekerjaan dll. Disekitar kita juga masih banyak mereka yang ter-diskriminasi karena keyakinan yang berbeda atau mereka yang dibenci, dicela dan dikucilkan karena perjuangan mereka menuntut hak atau berjuang untuk menegakkan kebenaran. Keterlibatkan aktif kita dalam mengurangi ataupun membantu mereka yang berkekurangan atau terkucilkan karena hal-hal diatas akan menjadikan diri kita terlibat di dalam karya Kasih Allah. Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Bapak dan Ibu yang terkasih, menjadi murid Kristus memang memiliki tantangan yang sangat besar. Tetapi jangan takut, Tuhan telah rela meninggalkan kemuliaan Surgawi dan mau menjadi manusia tidak sekedar untuk memperkenalkan diri semata, tetapi terlebih menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa mendampingi kita manusia dalam perjuang melawan semua godaan dunia dan juga memberi kekuatan bagi kita yang berjuang demi kerajaan-NYA agar pada saatnya nanti kitapun akan dibangkitkan dalam persekutuan dengan-NYA karena kita adalah milik-NYA (bdk 1 Kor.15 : 23).

Selamat hari Minggu, selamat bertemu Tuhan di dalam Ekaristi - Tuhan memberkati.