Kemuliaan Tuhan dalam Segala Sesuatu

Kemuliaan Tuhan dalam Segala Sesuatu

“Sekarang Anak Manusia dimuliakan, dan Allah dimuliakan di dalam dia. Jika Tuhan dimuliakan melalui dia, maka Tuhan juga akan memuliakan dia di dalam dirinya sendiri, dan dia akan segera memuliakan dia.” Yohanes 13:31–32

Yesus menyampaikan kalimat ini tentang diri-Nya yang dimuliakan segera setelah Yudas meninggalkan perjamuan untuk pergi mengkhianati-Nya. Yesus baru saja selesai membasuh kaki murid-murid-Nya, dan segera Dia akan menyelesaikan Perjamuan Terakhir, pergi ke Taman Getsemani, ditangkap, dipukuli dan disalib. Dan semua ini terjadi melalui pengkhianatan salah satu dari Dua Belas. Namun alih-alih berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi ini dengan cara yang menakutkan atau cemas, Yesus menunjuk pada kemuliaan yang akan Dia terima melalui peristiwa-peristiwa tersebut.

Segala sesuatu dalam hidup berpotensi menjadi alat kemuliaan Tuhan. Bahkan dosa kita bisa berakhir dalam kemuliaan Tuhan ketika kita bertobat dan menerima pengampunan Tuhan. Bukan dosa kita yang memuliakan Allah, tetapi belas kasihan-Nya yang dicurahkan dari Salib ke atas kitalah yang memuliakan Dia.

Begitu pula dengan peristiwa Pekan Suci. Jika dilihat dari sudut pandang manusia semata, apa yang Yesus alami sangatlah tragis dan mengerikan. Salah satu sahabat terdekat-Nya mengkhianati Dia. Para pemimpin agama pada saat itu mengkhianati Dia. Otoritas sipil mengkhianati Dia. Dan semua murid kecuali Yohanes lari ketakutan ketika Yesus dikhianati. Namun Yesus tidak melihat semua ini melalui mata manusia saja. Dia melihat semuanya dari sudut pandang kekal dan dengan jelas mengajarkan bahwa semua peristiwa yang tampaknya tragis ini akan berakhir dalam kemuliaan-Nya.

Ketika kita berkomitmen untuk mengikuti Kristus, kita dapat yakin bahwa kita juga akan mengambil bagian dalam Salib-Nya. Kita akan mengalami dosa orang lain, dianiaya, dan harus menanggung berbagai penderitaan. Pertanyaan bagi kita semua saat kita menghadapi hal ini dalam hidup adalah apakah kita akan menanggungnya dalam kemarahan dan keputusasaan atau dengan keyakinan penuh harapan kepada Tuhan kita. Sekali lagi, segala sesuatu dalam hidup berpotensi menjadi alat kemuliaan Tuhan. Tidak ada sesuatu pun dalam hidup ini yang mampu mencuri kemuliaan itu ketika kita tetap mengarahkan pandangan kita pada kehendak Allah dan kuasa-Nya untuk menggunakan segala sesuatu demi kemuliaan-Nya.

Renungkan, hari ini, panggilan hidup Anda untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang ilahi. Jika Anda kadang-kadang kesal, marah, putus asa atau bingung, ketahuilah bahwa Tuhan ingin memberikan kejelasan dan rahmat dalam setiap situasi. Dia ingin menunjukkan kepada Anda bagaimana Anda dapat mengambil bagian dalam misi ilahi-Nya untuk mengubah setiap kejahatan menjadi kemuliaan Tuhan. Carilah cara agar hidup Anda dapat memuliakan Tuhan dalam segala hal, terutama hal-hal yang tampaknya tidak dapat digunakan untuk kebaikan. Semakin suatu pengalaman dalam hidup tampaknya tidak mampu digunakan untuk kemuliaan Tuhan, semakin mampu pula pengalaman tersebut memberikan kemuliaan sejati kepada Tuhan.

Tuhanku yang mulia, Engkau mendatangkan kebaikan dari segala sesuatu. Bahkan kejahatan besar pengkhianatan-Mu pun diubah menjadi perwujudan kemuliaan-Mu. Aku persembahkan kepada-Mu ya Tuhan, segala yang aku tanggung dalam hidup dan berdoa semoga Engkau dimuliakan dalam segala hal, dan semoga hidupku senantiasa menjadi wujud kemuliaan nama-Mu yang kudus. Yesus, aku percaya pada-Mu.

 

source : https://catholic-daily-reflections.com/2024/03/25/the-glory-of-god-in-all-things-3/