Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita

Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita
Berhimpun, Berdoa dan Bersukacita

Itu adalah slogan yang dipegang oleh Paguyuban Kasepuhan Leo Agung. Paguyuban Kasepuhan Leo Agung adalah komunitas yang beranggotakan umat lanjut usia yang berdiri pada tahun 2020.

Berdasarkan hasil obrolan santai penulis dengan Bapak Karjono, Bapak Nunung, Bapak Ripto yang merupakan pengurus inti Paguyuban Kasepuhan Gereja St.  Leo Agung, pembentukan Paguyuban ini adalah dengan tujuan untuk sarana pelayanan untuk umat lansia Leo Agung yang berjumlah 1080 orang (berdasarkan data BIDUK yang ada di Paroki Jatiwaringin - Gereja St. Leo Agung).

Berdasarkan penetapan yang ada di Keuskupan, ada beberapa pembagian Lansia yaitu usia pra Lansia dimana yang dimaksud adalah dari usia 51-59 tahun. Sedangkan untuk Lansia adalah yang sudah berusia mulai dari 60 tahun.

Pada awal pembentukannya pada tahun 2020 dan dalam perencanaan apa saja kegiatan yang bisa dilakukan oleh para lansia secara bersama – sama. Pengurus inti Paguyuban Kasepuhan Leo Agung berinisiatif memulai kegiatan berhimpun, berdoa dan bersukacita dengan mengadakan Doa Jalan Keselamatan dan Doa Orang sakit yang dilakukan pada saat bersamaan dengan jadwal satu bulan sekali setiap hari rabu minggu ketiga, kegiatan ini diadakan di taman hening Gereja Tenda/Gereja Lama

Namun kegiatan ini belum banyak diketahui oleh umat Leo Agung karena kurangnya sosialisasi dan pemberian informai kepada seluruh umat. Dan karena melihat hal itu maka pengurus inti Paguyuban Kasepuhan Leo Agung membentuk adanya pengurus Paguyuban Kasepuhan Leo Agung wilayah yang pada akhirnya memiliki sembilan koordinator wilayah.

Keuskupan Agung Jakarta sudah memiliki nama khusus untuk perkumpulan para Lansia yaitu Paguyuban Adiyuswa Simeon Hana, namun karena belum terbiasa, maka Paguyuban Kasepuhan Leo Agung tetap menggunakan nama yang sudah ada dan sudah dikenal yaitu Paguyuban Kasepuhan Leo Agung.

Lalu karena adanya pandemi dan berlakunya aturan lock down yang mana ada larangan orang untuk berkumpul maka kegiatan Paguyuban Kasepuhan dilakukan melalui online. Lalu dimulainya lagi pertemuan offline Paguyuban Kasepuhan Leo Agung adalah diadakan Novena Doa Jalan Keselamatan dan Doa Orang Sakit yang ditutup dengan Misa yang dilaksanakan pada tanggal Januari 2023.

Pengurus Paguyuban Kasepuhan pada tahun ini memiliki rencana melaksanakan lima jadwal kegiatan utama yang sesuai dengan kegiatan yang diadakan oleh Keuskupan Agung Jakarta.

Kegiatan pertama yang ada di dalam jadwal kegiatan Paguyuban Kasepuhan Leo Agung yaitu Novena Doa Jalan Keselamatan dan Doa Orang Sakit yang ditutup dengan misa direncanakan akan selalu diadakan sebulan sekali dengan jadwal setiap rabu minggu ketiga setiap bulannya.

Rencana kegiatan kedua adalah perayaan hari Lanjut Usia Nasional, yang memang di pusatkan di Keuskupan, namun setiap paroki diperbolehkan membuat perayaan peringatan hari Lanjut Usia Nasional ini. Hari Lanjut Usia Nasional jatuh setiap tanggal 27 Mei. Namun karena adanya jadwal pelaksanaan Krisma yang jatuh pada tanggal 2 Juni 2024, maka tahun ini perayaan hari Lanjut Usia Nasional akan diperingati pada Minggu, 9 Juni 2024 di Misa kedua.

Kegiatan ketiga yang diadakan oleh Paguyuban Kasepuhan adalah Ziarah Rohani yang dilakukan setahun sekali. Tahun ini rencana Ziarah Rohani akan diadakan pada bulan akhir Juni 2024 dengan tujuan ziarah adalah ke Ganjuran.

Untuk kegiatan ke empat yang rencananya akan dilakukan tahun ini adalah pelaksanaan seminar yang akan mengundang Romo dari luar, atau akan diadakannya pameran foto yang menceritakan bagaimana perjalanan Paroki Leo Agung dari awal pembentukan hingga saat ini. Kegiatan ini rencananya akan diadakan bersamaan dengan perayaan Ulang Tahun Paroki Leo Agung di bulan November.

Pada tahun ini, Paguyuban Kasepuhan Leo Agung pun memiliki rencana untuk membuat sacrarium atau sumur suci di lokasi Gereja Leo Agung.

Mungkin untuk umat yang belum mengetahui apa itu Sacrarium. Disini penulis mencoba untuk memberikan sedikit pengertian mengenai Sacrarium atau sumur suci. Dikutip dari laman hidupkatolik.com Sacrarium atau sumur suci adalah tempat penampungan benda-benda rohani yang sudah rusak dan tidak dapat dipakai lagi. (Mia/Febby)