"HAL KERAJAAN ALLAH ..."

"HAL KERAJAAN ALLAH ..."

HARI MINGGU BIASA XI

Hal Kerajaan Allah ...

Yeh. 17 : 22 – 24; 2 Kor. 5 : 6 – 10; Mrk. 4 : 26-34

Bacaan Injil minggu ini berkisah tentang Kerajaan Allah. Memang bukan perkara yang mudah untuk memahami apa itu Kerajaan Allah. Itulah sebabnya Yesus menggunakan perumpamaan- perumpamaan untuk mempermudah pendengarnya saat itu di dalam memahami arti Kerajaan Allah.

Perumpaan tentang benih dan biji sesawi yang kita baca dalam bacaan Injil kali ini tidak bisa kita lepaskan dari perikop sebelumnya tentang Perumpamaan Tentang Seorang Penabur pada Mrk. 4 : 1-20. Fokus utama perumpamaan- perumpamaan ini adalah tanah tempat benih- benih itu ditabur yaitu hati manusia. Firman Allah yang diumpamakan sebagai benih yang ditaburkan akan kandas tak berbuah jika hati kita tidak mau menerima atau mengabaikannya. Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa hadirnya Kerajaan Allah adalah saat segala kebaikan Firman Allah yang ditanamkan/diterima hati manusia dilaksanakan dengan ketaatan dan kesetiaan penuh oleh manusia.

Lalu, konkritnya bagi kehidupan kita bagiamana? Disinilah mulai munculnya masalah. Dalam suatu wawancara dengan salah satu Stasiun TV Swasta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat di tanya oleh reporter : “Apakah Bapak sadar bahwa Bapak sedang melawan arus ?”. Saat itu, Ahok yang sedang maju kembali untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta menjawab ringan: “Saya tidak melawan arus. Saya hanya melakukan apa yang harus dilakukan oleh seorang pajabat publik”. Kurang lebih dialognya seperti itu, sejauh yang saya ingat, tentu tidak persis kata per kata, tapi substansinya seperti itu.

Bapak dan Ibu yang terkasih, hidup seturut kehendak Allah bukanlah sebuah perjalanan melawan arus, tetapi sebuah perjalanan di jalan yang benar, jalan yang seharusnya kita lalui yang akan membawa kita kepada keselamatan. Risikonya ada, kita mungkin akan bertabrakan dengan mereka yang dengan sadar berbalik arah dari jalan Tuhan karena tidak mampu menahan godaan dunia yang begitu memikat. Namun demikian Santo Paulus berpesan tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar (bdk Fil. 2 : 12), artinya dalam ketaatan dan kesetiaan penuh kepada kehendak Allah, maka kita akan berbuah dan menjadi tempat yang memberi kesejukkan bagi sesama kita.

Selamat hari Minggu – selamat bertemu Tuhan di dalam Ekaristi, Tuhan memberkati.