"Ruang Untuk Tuhan"

"Ruang Untuk Tuhan"

Hari Minggu Biasa XXVI

"Ruang Untuk Tuhan"

(Am. 6:1a.4-7; 1 Tim. 6 : 11-16; Luk. 16 : 19-31)

Cerita tentang Orang kaya dan Lazarus yang miskin sudah sangat dikenal oleh kita semua. Kisah orang kaya yang begitu menikmati kekayaannya tanpa mempedulikan orang miskin yang duduk di depan rumahnya menjadi begitu menarik karena setelah kematian mereka, situasinya berubah 180 derajat. Si Kaya menderita dalam nyala api sedangkan si Lazarus miskin hidup bahagia bersama Abraham di Surga. Penyesalan sudah tidak ada artinya lagi.

Menurut hemat Penulis, ada dua kalimat yang menarik dalam kisah ini.

Pertama, “Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang di sini ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita” (ayat 25). Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala kesenangan-kesenangan dunia, pada titik tertentu akan membuat kita melekat padanya dan akan mengaburkan pandangan kita kepada keabadian sehingga mata rohani kita hanya mampu melihat hari ini dan saat ini saja. Terkait hal ini, ada quote menarik dari St. Basilius Agung yaitu “Neraka tidak bisa dibuat menarik, jadi Iblis membuat jalan yang menarik menuju kesana”. Kiranya ini menjadi semacam pengingat bagi kita yang sampai saat ini masih belum atau terus menunda-nunda untuk mempersiapkan diri bagi kehidupan kekalnya.

Kalimat kedua, “Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati” (ayat 31).

Penggalan kalimat kesaksian Musa dan para nabi berbicara tentang keberadaan Kitab Suci yang kini tersedia bagi kita. Kitab Suci sangat berguna menuntun Iman kita untuk bertumbuh dan agar kita lebih mengenal siapa Allah dan Juruselamat kita serta ajaran-ajaran yang harus kita ikuti yang akan menuntun kita menuju keabadian. Tetapi sayangnya, bagi sebagian kita, Kitab Suci tidak lebih menarik dari smartphone ataupun hiburan-hiburan lainnya. Dengan alasan susah dipahami, Kitab Suci enggan dibaca dan hanya menjadi hiasan di rak buku. Padahal saat ini sudah begitu banyak tersedia bacaan-bacaan, kursus-kursus dan seminar-seminar yang berkaitan dengan Kitab Suci agar kita dapat memahami dan menangkap pesan Tuhan bagi kita melalui Kitab Suci.

Umat Tuhan yang terkasih, untuk menutup renungan ini kembali saya ingin mengutip beberapa quotes menarik dari beberapa tokoh. Rm. Thomas Hidya Tjaya, S.J., Ph.D, Pengajar di STF Driyarkara mengajarkan bahwa “Tujuan hidup baru bersifat sejati kalau merangkum juga kehidupan kelak sesudah Anda meninggal”. Pesan St. Paulus dalam bacaan kedua juga penting untuk dijadikan pegangan bagi kita bahwa kita harus senantiasa bertanding dalam pertandingan iman yang benar untuk merebut hidup kekal (bdk 1 Tim. 6 : 12). Di tengah kehidupan dunia yang serba instan saat ini, sepertinya kita harus mulai berani memutar arah dan memulai langkah serius mempersiapkan kehidupan kekal kita. Kita harus sudah mulai menyiapkan RUANG UNTUK TUHAN di hati kita.

Selamat hari Minggu – selamat bertemu Tuhan Yesus dalam Ekaristi – Tuhan memberkati