Arti cinta

Arti cinta

Bapa mengasihi Anaknya dan telah memberikan segalanya kepada-Nya. Yohanes 3:35

Menarik untuk dicatat bahwa kata-kata dalam Injil hari ini tampaknya berasal dari Santo Yohanes Pembaptis, karena kata-kata tersebut berada dalam konteks kesaksiannya tentang Yesus. Namun beberapa komentator berpendapat bahwa itu adalah kata-kata yang benar-benar diucapkan oleh Yesus dan bahwa Penginjil memasukkannya di sini sebagai kelanjutan dari kesaksian Pembaptis, menghubungkannya dengan Santo Yohanes. Terlepas dari siapa sebenarnya yang mengucapkan kata-kata ini, kalimat yang dikutip di atas memberi kita banyak hal untuk direnungkan, karena memberi kita wawasan tentang makna dan praktik cinta sejati.

Apa itu cinta? Apakah itu sebuah perasaan? Sebuah emosi? Dorongan atau keinginan terhadap sesuatu atau seseorang? Tentu saja, pemahaman sekuler tentang cinta jauh berbeda dengan pemahaman ilahi tentang cinta. Seringkali pandangan sekuler tentang cinta lebih mementingkan diri sendiri. “Mencintai” seseorang atau sesuatu berarti ingin memiliki orang atau benda tersebut. “Cinta” dari sudut pandang sekuler berfokus pada ketertarikan dan hasrat. Namun cinta sejati, dari sudut pandang ilahi, sangatlah berbeda.

Kalimat yang dikutip di atas memberi tahu kita dua hal: Pertama, kita diberitahu bahwa “Bapa mengasihi Anak…” Namun kemudian kita diberikan definisi tentang kasih itu. Kita diberitahu bahwa cinta dalam hal ini mengakibatkan Bapa memberikan “segalanya” kepada Anak. Ketika kita mempertimbangkan kata “segala sesuatu” dalam ayat ini, jelas bahwa ini hanya merujuk pada Bapa yang memberikan diri-Nya kepada Anak secara keseluruhan. Dalam kehidupan Bapa, segala sesuatu berarti esensi-Nya, keberadaan-Nya, kepribadian-Nya, dan seluruh diri ilahi-Nya. Sang Ayah tidak mengatakan, “Saya ingin;” sebaliknya, Sang Ayah berkata, “Saya memberi.” Dan Anak menerima segala keberadaan Bapa.

Meskipun ini adalah bahasa yang dalam dan mistis, ini menjadi sangat praktis bagi kehidupan kita ketika kita memahami bahwa cinta ilahi bukanlah tentang menginginkan, menerima, menginginkan, merasakan, dan sebagainya. Cinta ilahi adalah tentang memberi. Ini tentang pemberian diri sendiri kepada orang lain. Dan ini bukan hanya tentang memberikan sebagian dari diri Anda, ini tentang memberikan "segalanya".

Jika Bapa memberikan segalanya kepada Anak, apakah itu berarti Bapa tidak punya apa-apa lagi? Tentu tidak. Sifat indah dari cinta ilahi adalah bahwa ia tidak pernah berakhir. Semakin banyak seseorang memberikan dirinya, semakin banyak yang mereka miliki. Dengan demikian, anugerah hidup Bapa kepada Anak tidak terhingga dan kekal. Bapa tidak pernah berhenti memberi, dan Anak tidak pernah berhenti menerima. Dan semakin Bapa memberikan diri-Nya kepada Putra, semakin Bapa menjadi hakikat kasih itu sendiri.

Hal serupa juga terjadi dalam hidup kita. Sangat mudah untuk terjebak dalam pemikiran bahwa cinta seharusnya hanya berlaku sejauh ini. Namun jika kita ingin berupaya meniru dan ikut serta dalam kasih Bapa kepada Putra, maka kita juga harus memahami bahwa kasih adalah tentang memberi, bukan menerima, dan pemberian itu harus berupa pemberian segalanya, tanpa menahan apa pun. Kita harus memberikan diri kita kepada orang lain tanpa memperhitungkan biaya dan tanpa pengecualian.

Renungkan, hari ini, pandangan Anda tentang cinta. Lihatlah hal ini dari sudut pandang praktis ketika Anda memikirkan tentang orang-orang yang secara khusus Anda dipanggil untuk mengasihi dengan kasih ilahi. Apakah Anda memahami tugas Anda untuk memberikan diri Anda sepenuhnya kepada mereka? Sadarkah Anda bahwa menyerahkan diri Anda tidak akan mengakibatkan hilangnya nyawa Anda, melainkan kepenuhan hidup Anda? Renungkan kasih ilahi yang Bapa miliki terhadap Putra dan buatlah pilihan radikal dan suci hari ini untuk berupaya meniru dan berperan serta dalam kasih yang sama.

Tuhanku yang pengasih, Bapa telah memberikan segalanya kepada-Mu, dan pada gilirannya, Engkau juga telah memberikan segalanya kepada Bapa. Kasih yang Engkau bagikan tidak terhingga dan kekal, melimpah ke dalam kehidupan seluruh makhluk-Mu. Tariklah aku ke dalam cinta ilahi itu, ya Tuhan, dan bantulah aku untuk meniru dan berbagi kasih-Mu dengan memberikan hidupku sepenuhnya kepada orang lain. Yesus, aku percaya pada-Mu.

sumber : https://catholic-daily-reflections.com/2024/04/10/the-meaning-of-love-3/